Sabtu, 11 Mei 2013

Setiap anak pasti akan merindukan seorang ibu. Seperti aku disini aku sangat merindukan ibuku, ibu yang melahirkan aku. Mama dan Papaku berpisah sejak aku masi bayi saat itu umurku baru tiga bulan dan kedua kakakku juga masi kecil. Menurut desas desus mamaku pergi karena tidak sanggup dengan ekonomi yang lemah, karena saat itu keadaan papa masi dari awal dan belum brkembang. Setelah merintis usaha kecil-kecilan papa sudah bisa membeli sebidang tanah  dan membangun rumah yang sebelumnya masi pondokan/gubuk yang sempit. Waktu aku berusia 2 tahun mama sempat balikan sama papa karena status mereka belum cerai, sehingga lahirlah satu putri cantik yaitu adikku, maka kamipun lengkap berpasang-pasangan dua laki-laki dan dua perempuan sebagai putra dan putri mereka.
Namun keadaan berkata lain, kebahagiaan itu hanya sementara karena manusia tak pernah puas kini mama meninggalkan kami lagi pada usiaku yang baru beranjak 3 tahun ia membagi kami anaknya, dua ikut sama mama dan dua lagi ikut sama papa, aku dan saudara laki-laki yag kedua ikut bersama papa. Aku belum puas merasakan belaian lembut mama, wajah mama yang cantik belum sempat aku bayangkan rupanya karena aku masi sangat kecil.

Sekarang saya akan bercerita tentang kehidupanku bersama papa. Aku sangat bangga kepada papaku, karena beliau sosok orang tua yang sangat bijaksana dan bertanggungjawab beliau mampu berperan dua kali, yaitu selain sebagai papa yang baik juga berperan sebagai ibu yang paling mengerti anak-anaknya. Papa membesarkan kami dan menyekolahkan kami, papa mengajari kami berbuat baik kepada siapa saja, sosok papa yang ramah, tidak pemarah juga tekun dalam bekerja keras. 
Berawal dari sekolah dasar kami sudah di ajari papa menjaga kebersihan, papa menyiapkan kami baju sekolah, membuatka sarapan dan juga setiap malam mendampingi kami untuk mengerjakan PR dari sekolah. tak lupa pula papa selalu mengantar kami kesekolah dengan sepeda dayungnya.

Waktupun semakin berlalu meninggalkan suka dan duka kami, waktu duduk di SMP aku mulai pertama kali menjadi anak kos, karena jarak sekolah SMP jauh dari rumah, aku mulai pandai bergaul dan memiliki banyak teman dan tentunya mereka adalah teman yang baik. Aku belajar mandiri, jauh dari orang tua, semua kebutuhan aku siapkan sendiri karena aku sudah jauh dari papa. Ketiga aku sedang sendirian aku merasa minder pada teman-temanku yang rata-rata di kunjungi oleh ibu mereka aku sangat kangen sama mamaku aku mulai berangan-angan kapan aku bisa bertemu beliau, bagaimana wajahnya dan senyumannya adakah mirip aku.
Selama hidup sebagai anak kos, aku semakin mengerti betapa pentingnya seorang mama bagi anak-anaknya, pentingnya mempertahankan rumah tangga demi anak-anak agar mereka tidak menjadi korban dari kurangnya kasih sayang. Walau aku hanya hidup bersama papa namun aku tak pernah menyalah gunakan semua nasehat-nasehat yang papa berikan saat itu, papa rajin menghimbau dan mengecek aku di kos terutama keuangan dan makanan. Semakin bertambahnya umurku pertanda aku semakin dewasa tepatnya di usiaku yang ke 15 waktu itu aku duduk di bangku kelas tiga SMP aku selalu memimpikan ibuku, aku merasakan beliau hadir memelukku, mungkin ini pengaruh karena aku sering memikirkannya. Namun sebagai anak yang terdidik aku tidak boleh cenggeng , aku harus terus terlihat ceria di lingkunganku, aku tidak suka menjadi orang yang di kasihani oleh orang lain. 
Setelah lulus SMP, papa segera mendaftarkanku di SMAN dan aku di terima, saat itu mulailah timbul berbagai macam bentuk keinginan, impiam dan cita-cita, salah satunya adalah kapan aku bertemu ibuku, tidur di sampingnya sambil mengusap-usap rambutku, sambil menyanyikan lagu tidur untukku. Ya aku harus menjadi anak yang sukses, setelah umurku dewasa tepatnya 23 tahun aku ingin mencari ibuku, dan aku harus bisa kuliah, aku ingin sukses seperti orang-orang kaya, itulah keinginanku.

Waktu semakin berlalu dan hanya saya gunakan untuk berjuang menuntut ilmu, sesuai pepatah tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina, itulah kata-kata yang  men support saya, saya ingin membuktikan kepada mama dan papaku bahwa walaupun kalian berpisah akupun bisa menjadi anak sukses.

Setelah tamat SMA akupun melanjutkan studi di Universitas Indonesia Timur Makassar, alhamdulillah semua yang aku lewati adalah hasil perjuangan kerasku dan tak lupa berkat do'a papa dan semua yang menyayangiku. 

Waktu demi waktu berlalu, usia pun semakin bertambah, tepatnya di usiaku yang ke 23 tahun kemarin di bulan februari , aku berhasil mewujudkan impianku dulu, yaitu bertemu mama, dan ingin sukses namun saat ini aku belum sukses-sukses juga heheh,,,,.
Ceritanya begini, aku mulai mencari alamat - kelamat setelah aku menemukan alamat mamaku aku langsung meluncur kesana, dan aku menemukan beliau, aku kaget karena beliau sangattlah kurus. Saat pertama bertemu aku langsung memeluk ibuku, aku memeluknya erat-erat dan rasanya tak ingin melepaskannya. Aku menangis sejadi-jadinya di pelukannya begitupun beliau , sampai-sampai  keluarga dan semua tetangga berdatangan menyambut kedatanganku. Semenjak saat itu bibirku mulai fasih menyebut nama orang tua itu "mama" yang tadinya sangat asing untuk aku sebutkan.
Hingga saat sekarang meskipun aku jauh disini aku bisa memanggil mama di kala aku rindu aku menelpon beliau, beda dari beberapa tahun ini hanya bisa jadi pendengar saat teman-teman semua memanggil mama mereka. 
Kejadian ini takkan aku lupakan, mama yang sangat aku rindukan, kini menjadi teman sejatiku untuk berbagi, hari-hariku menjadi indah dan karena memiliki cinta baru, cinta seorang ibu untukku yang mampu merubahku lebih semangat berjuang untuk masa depan. Meskipun papa dan mama tidak bersatu tapi aku merasa aku telah menemukan kasih sayang keduanya. Aku bersyukur pada Allah telah memberi aku kebahagiaan di usiaku yang ke 23 ini.

Demikian kisahku, pada usiaku yang ke 23, dan tidak lupa saya ucapkan kepada Mbak Ayu Citraningtias  selamat Ulang Tahun semoga selalu dalam perlindungan Allah swt dan semakin di mudahkan jalan meraih kesuksesan . amin.

Harapan saya di usia yang ke 23 agar mbak bisa lebih meperhatikan dan menjaga kesehatan, agar di usia yang semakin bertambah akan semakin sehat fit selalu dan agar lebih menjadi seorang blogger sukses,aamin



Tulisan ini di ikutsertakan dalam 23 Tahun Giveaway


Categories:

8 komentar:

  1. aq yg tiga-empat minggu ngga ketemu ibu aja kangen, mbak pasti rindunya menggununggg

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba benar-benar menggunung nih,,
      cuma berharap semoga mama trus d beri kesehatan disana n umur pjg agar bisa lagi bersama bertemu ..
      makasih ya mbak,,,

      Hapus
  2. Subhanallah terharu membacanya
    tidak bisa membayangkan setelah bisa bertemu mamanya setelah bertahun2 terpisahkan
    semoga Mama tetap menjadi inspirasi

    Sukses untuk GA-nya

    BalasHapus
  3. Kisah yang mengahrukan. Pas sekali ada tema GA 23 dan apa yang Lis alami di usia 23.
    Semoga sukses dengan GAnya

    BalasHapus
  4. Mbak, URL yang didaftarkan sepertinya masih salah, mbak daftarkan lagi ya dengan URL yang benar ini :)

    BalasHapus

Warung blogger